Jurnalistik
Oleh
Minatus Sholihah
(102144015)
Uneversitas Negeri Surabaya
Fakultas Bahasa dan Seni
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
Prodi Sastra Indonesia
2013
a. Fress news :
Brifing bersama anjing Wihara
Jumat
pagi (14/12) Wihara Mojokerto kedatangan mahasiswa Unesa Jurusan Sastra
Indonesia angkatan 2010 guna melakukan kegiatan jurnalistik. Tepat pukul 06.00
mereka tiba dengan rombongan. Kurang lebih 40 anak ini, kemudian bersiap menata
diri untuk terjun ke lokasi. Setelah tiba mereka berpencar menurut kelompoknya.
Ada delapan kelompok. Perkelompoknya di isi delapan sampai Sembilan orang.
Mereka semua berpencar untuk mencari sumber berita perihal Wihara tersebut.
para
mahasiswa begitu semangat meskipun ada anjing berkeliaran di Wihara. Lebih dari
10 anjing di lepaskan di dalam Wihara. Anjing-anjing tersebut sudah jinak,
namun ada sebagian mahasiswa yang takut dengan anjing. “anjing ini adalah kawan
budha. Makluk yang harus kita kasihi” kata pria yang berpostur kekar dan
gondrong. Sebut saja ia Sono (40th) penjaga sekaligus tukang sapu Wihara saat
di Tanya kenapa anjing-anjing tersebut dibiarkan berkeliaran di Wihara.
Ketika
sudah mendapatkan yang di cari para mahasiswa berkumpul dan membentuk barisan
lingkaran di pahon rindang dekat patung Budha rasaksa yang terpajang sudah 80
tahun lamanya menurut pak Sono. Mereka berkumpul untuk mendiskusikan proses
pencarian berita dengan di damping Dosen pengampu mata kuliah Jurnalistik, Pak
Andik Yulianto. “tampaknya ini cocok untuk berita yang berjenis Feacure” jelas
beliau disela-sela memberikan brifing pada para mahasiswanya. Mereka sangat
antusias meski mereka harus was-was dengan anjing-anjing. Namun ada-ada saja
ulah si anjing. Ternyata ada anjing yang sedikit bandel alias nakal. Ia
menyerobot masuk di tengah-tengah barisan lingkaran mahasiswa ketika pak Andik
sedang memberikan. Anehnya si anjing seolah tak ingin ketinggalan mendenngarkan
intruksi pak Andik pada mahasiswanya dan ikut-ikutan menjadi pendengar aktif.
Tapi perkumpulan tersebut berlangsung lancar tanpa ada yang harus masuk rumah
sakit karena anjing(min).
b. Feacure:
Putus dengan Gontor, jadi teladan
orang Jombang
Pendiri BEC, M. Kalend O.
|
Bukan karena lahir dari dirinya, tapi berkat kratifitas
dan dari permintaan orang yang pernah ditolangnya. Dialah sang guru besar. Pak
Kalend merintis BEC karena dukungan dari orang-orang mendapatkan kemanfaatan
selama belajar bersama darinya. “BEC ini ada karena mereka menginginkannya”
jelas beliau saat talk show kemarin jumat (14/12) di laboratorium BEC.
Sebagai seorang perantau, beliau dibebani tanggung
jawab yang besar dimata keluarganya. Siti Fatimah, ibunya menaruh harapan agar
anaknya dapat menjadi orang yang berguna untuk bangsa jika sudah kembali lagi
ke pulaunya di Kalimantan Selatan. Beliau berangkat untuk menimba ilmu di tanah
Jawa. Gontor adalah tempat yang inginkan oleh ibunya agar ia bersekolah disana.
Namun nasib berkata lain. Kelas 5 pak Keland putus sekolah, entah apa yang
menyebabkanya. Tapi ia masih terus belajar dan belajar pada guru-gurunya.
Keterikatan Pak Kalend dengan guru-gurunya menjadikan pak Kalend memiliki
wawasan yang luas tentang kebahasaan. Pak Kelan belajar pada Pak Yasid yang
memiliki kepenguasaan 5 bahasa (arab, inggris, mandarin, jepang, korea), namun
pak ia tak mau kalah, ia terus belajar dan belajar sampai akhirnya ia dapat
menguasai sampai 9 bahasa.
Pak Kalend tidak ada niatan untuk membuatan les-lesan.
Namun dengan semakin bertambahnya murid, akhirnya menjadikan kampung Pare
tersebut sebagai gudangnya les-lesan bahasa inggris. Masyarakat luarpun juga
banyak yang tertarik untuk belajar disana. Tahun demi tahun ternyata
orang-orang yang minat belajar berkembang pesat. Hingga suatu ketikan ada
wartawan dari MCTV datang bertandang untuk mencari info dan tertarik untuk mempublikasikannya
ke media masa. Oleh wartawan tersebut, kampung pak Kalend mendapatkan julukan
kampung inggris. Itulah asal mula penyebaran kursus bahasa inggris di Pare.
“bekerja, perkuat kesabaran, meneliti langkah kerja kita kedepan agar menjadi
lebih baik” jelas Pak Kalend. Berkat pengabdian, kesabaran dan kerja keras
itulah pak Keland akhirnya menikmati buah yang ditanamnya.
Semakin bertambahnya les-lesan tersebut, akhirnya Pak
Kalend berinisiatif untuk memberikan wadah organisasi yang bernama BEC (Basic
Englis Course). BEC mulai disahkan berdiri pada 15 Juni 1977, tepat menjelang
HUT yang ke 35. Mulai dari 6 orang sampai sekarang sudah mempunyai alumni lebih
dari 19.000 orang. Dan prediket kota Pare sebagai tempat yang sepi pun akhirnya
berubah seiring bertambahnya usia BEC yang berdiri dengan cukup megahnya di
tanah madani. Meski tercatat sebagai alumni yang putus sekolah di Gontor, Pak
Kalend masih menerapkan sistem yang ada di Gontor untuk peserta didiknya,
seperti berjilbab bagi yang muslimah, tidak boleh pakai pakaian yang ketat dan
selalu perpenampilan rapi.
Respon positif juga di rasakan oleh masyarakat setempat
tentang kampung inggris. Masyarakat antusias menjadikan tempat tersebut sebagai
wisata juga, karena di dalamnya terdapat banyak fasilitas yang mendukung,
seperti penyewaan sepeda dan toko-toko yang berjejer di pinggir-pinggir
jalan. “kalau kita berkarya jangan
menikmati sendiri, setidaknya lingkungan juga ikut menikmati” begitulah
jelasnya. Setidaknya sebuah usaha yang berasal dari pengorbanan dan kesabaran
pasti akan berdampak baik bagi orang yang senantiasa rela bersungguh-sungguh
untuk perjuangan itu. Dan dengan kreatifitas seseorang dapat memiliki hidupnya
juga dengan lingkungannya (min).
c. Investigasi
Kerlip malam di Gumul
Kediri
Simpang
Lima Gumul pada malam hari, jumat (14/12)
|
Trowongan
Simpang Lima Gumul, Jumat (14/12)
|
Suasana
yang sangat cantik dimalam hari membuat orang-orang berbondong-bondong untuk
menikmati keindahan Simpang Lima Gumul. Pengunjung rata-rata dari orang luar
Kediri. Berkunjung dengan bersama keluarganya dalam acara pariwisata akhir
tahun. Selain keluarga, juaga ada pasangan pemuda dan pemudi yang tidak mau
melewatkan momen istimewa malam di Gumul.
Namun mayoritas pendatang Simpang Lima Gumul adalah
dari kalangan pemuda dan pemudi. Ternyata dari sebatas tempat pariwisata
Simpang Lima Gumul juga dapat dikatakan sebagai tempat ajang untuk
menginspirasi kaum pemuda untuk mengapresiasikan kasih. Untungnya ada banyak
satpam yang berjaga disana sepanjang jam malam. Jadi keindahan dan kesucian
Simpang Lima Gumul akan tetap terjaga. Semoga saja. (min)
d.
Deb news (profil
BEC):
Progran belajar 6 bulan BEC
Peserta
keluar Lab. Usai menyambut mahasiswa Unesa Jumat (14/12)
|
Basic Training Class (BTC) adalah program awal, program
ini berorientasi pada pemahaman dasar speaking atau basic speaking. Durasi
proses belajarnya adalah satu bulan. Materi yang dipelajari menitik beratkan
pada pembahasan 16 tesis. Pada tahap ini peserta wajib melakukan tutorial yang
menitik beratkan pada speaking yang di bombing oleh peserta program MS. Dengan
masuk kelas lima kali dalam seminggu dari senin s.d jumat dan mengikuti program
study club serta mengikuti program Nighly Speaking.
Candidate
of Training Class (CTC) adalah program lanjutan dari BTC dengan lama belajar
selama dua bulan. Pada program ini siswa di tuntut untuk menghafal New
Concept English book unit 1-15. Menekankan peserta untuk memahami kalimat pasif
/ Passive Voice dan kalimat langsung / tidak langsung ( Direct Indirect ). Setiap
hari jum’at , mereka wajib mengikuti program meeting dan ujian lisan. Prosentase
penyampaian materi 50% bahasa Inggris dan 50%bahasa Indonesia.
Training
Class (TC) adalah program akhir yang ditempuh selama tiga bulan dengan menitik
beratkan pada speaking , grammar , writing dan listening. Penyampaian materi di
kelas 100% berbahasa Inggris. Dalam keseharian baik dalam dan luar kelas mereka
wajib berbahasa Inggris 100%. Enam kali pertemuan dalam kelas. Pada akhir bulan
ketiga diadakan ujian akhir bertemu dan praktek dengan orang asing di Candi
Borobudur dan perpisahan.
Selama 6 bulan
tersebut peserta di godok secara matang dengan media peraga bukan dengan
fasilitas seperti Laboratoruim karena itu akan semakin sulit. “dengan pakai alat
modern saja sulit apalagi manual, kenapa harus pakai leb?” ujar pak Kalend saat talk show bersama mahasiswa Sastra
Indonesia Unesa di laboratorium, kemarin Jumat (14/12) membahas perihal program
BEC.(min)
e. Straing news:
Perjalanan Jurnalistik Sastra Indonesia
Kunjungan di Radar Kediri, Jumat (14/12)
|
Proses perjalanan, bus berangkat tepat pukul 06.35 pagi
dengan membawa rombongan yang berisi 48 orang mahasiswa, satu dosen beserta
istrinya dan dua orang alumni. Dengan tujuan awal mengunjungi Wihara Vihara
Majapahit, Trowulan, Mojokerto. Tepat pukul 08.45 rombongan bus tiba dengan
selamat di lokasi Wihara dan selesai pukul 09.30 kemudian melanjutkan
perjalanan di kota Pare sampai pukul 14.45 berlanjut pada kunjungan di media
masa Radar Kediri, pada pukul 19.30 istirahat setelah itu berlanjut pada tujuan
akhir di Gumul Simpang Lima Kediri.
Selama proses pencarian berita, para mahasiswa di bantu
oleh dua orang alumni JBSI yang sudah terlatih. Mereka adalah anak didik pak
Andik yang sudah jadi wartawan dimedia masa, seperti kompas dan jawa pos. “sangat
disayangkan sekali jika tak ikut karena ini merupakan dasar perjalanan menjadi
seorang wartawan”, kata Lusiana, mahasiswi Unesa yang juga teropsesi jadi
seorang wartawan Jawa Pos saat saya
wawancara kemarin. Studi jurnalistik ini di harapkan akan memberikan skil untuk
para lulusan JBSI Unesa yang melanjutkan pada provesi dunia media. Mengingat
begitu besar peluang dan minat mahasiswa JBSI Unesa di bidang jurnalistik, pak
Andik memberikan sarana sebagai pengantar ke masa depan (min).
Minatus Sholihah, biasa dipanggil Mimin
atau Mina. Lahir di kota pantura Lamongan 22 Februari 1992 sebagai seorang anak
perempuan dari pasangan M. Sholihin dan Srinalun. Sekarang ia sedang
melaksanakan studi S1Sastra Indonesia di Unesa. Ia sangat suka baca buku dan
menulis sambil dengar musik instrumental. Motonya yang paling diagungkan yaitu
“berfikir karena hidup, berkarya karena usia”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar