Kamis, 03 Januari 2013





SASTRA BANDINGAN: HUBUNGAN ANTARA NOVEL SAHABAT SEJATI KARYA TETHY EZOKANZO, KARYA DEWASA DENGAN NOVEL MY SOULMATE KARYA AZHARINE PURWA JINGGA ZK, KARYA ANAK

Oleh
Minatus Sholihah
(102144015)


Uneversitas Negeri Surabaya
Fakultas Bahasa dan Seni
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
Prodi Sastra Indonesia
2013

SASTRA BANDINGAN: HUBUNGAN ANTARA NOVEL SAHABAT SEJATI KARYA TETHY EZOKANZO, KARYA DEWASA DENGAN NOVEL MY SOULMATE KARYA AZHARINE PURWA JINGGA ZK, KARYA ANAK

Abstrak
Secara luas interteks diartikan sebagai jaringan hubungan antara satu teks dengan teks yang lain. Penelitian dilakukan dengan cara melakukan hubungan-hubungan bermakna d antara dua teks atau lebih. Hubungan yang dimaksudkan tidak semata-mata sebagai persamaan, melainkan juga sebaliknya sebagai pertentangan, baik sebagai parodi maupun negasi. Dalam novel Sahabat Sejati karya Tethy Ezokanzo dan novel My Soulmate karya Azharine Purwa Jingga Zk, merupakan dua novel yang menceritakan tentang kisah persahabatan dan kesetiaan anak-anak perempuan. Terdapat kesamaan unsur yang ada di dalamnya. Keduanya memiliki peranan sebagai tema kesetiaan yang dibangun sejak dini. Tokoh Aleeya pada novel Sahabat Sejati dengan tokoh Ferlin pada novel My Soulmete memiliki sudut pandang yang sama namun pembawaan ceritanya yang berbeda karena dari jenjang umur yang tak sama. 

Kata kunci: interteks, karya sastra, struktur karya sastra, intertens, hipogram.








BAB: I
Pendahuluan

A.    Latar belakang
Karya fiksi merupakan media yang tak akan bosan-bosannya memberikan ladang kritik bagi seorang peneliti dan pemerhati sastra di kencah kehidupan sastra sekarang. Dengan analisis karya fiksi dapat menyajikan gambaran kehidupan secara rinkes atau bisa dikatakan sebagai miniature kehidupan. Kepada sosiallah karya sastra berkiblat. Ia hadir dengan segala bentuk pengkritikan terhadap kehidupan yang berum bisa memberikan fungsi dan etensi yang penuh. Oleh karenanya karya sastra hadir menciptakan gelomnang pemikiran baru kepada masyarakat sastra untuk mengoreksi segala aneksi dan anekdot kehidupan.
Seperti bandul jam, pandangan seseorang untuk memaknai karya sastra tidaklah sama. Bandul jam senantiasa memiliki ribuan bayangan yang dalam karya sastra dinamakan sebagai taksiran yang akan menyerupai atau pesan yang memiliki pemaknaan yang hampir mendekati dengan makna yang ingin disampaikan oleh pengarang. Namun sebagai kekurangan dari pada itu, adanya kesalah pahaman yang membawa penafsiran yang fatal terhadap karya sastra, hal itu karna kurang didukungnya pemahaman dari segala pengalaman dalam kehidupan. Hal itulah yang kemudian menjadi kendala pada pengkritikus sastra dimasa sekarang. Karena adanya kesalah pahaman. Dengan demikian hal itu juga akan menjadi penanggulangan agar dapat menumbuhkan jiwa bangsa yang berfikir dengan kritis. Sebagai penegasan agar tidak terlalu panjang lebar, pembahasan makalah ini terletak pada struktur karya sastra yang nanti akan mencangkup seputar unsure intrensik. Yang meliputi: tema, tokoh dan penokohan, alur, dan sudut pandang karya sastra. Karena bagian tersebut merupakan sebagai pemantik pengarang dalam karyanya. Oleh karenannya penganalisis memilih bagian tersebut sebagai bahan yang sangat menarik untuk dibahas.
Hidup memang digerakkan oleh imajinasi, dibentuk oleh imajinasi, bahkan dirayakan dengan imajinasi. Melalui imajinasi manusia memahami dan membentuk dirinya, sesamanya, dan seluruh kehidupan ini. Tapi juga melalui imajinasi manusia menghancurkan diri, membunuh manusia lainnya, dan merusak bumi. Melalui imajinasi manusia mampu melihat yang tak terlihat, dan kehidupan menemukan kiblat. Karena imajinasi, manusia marah, menangis, tertawa, dan bahagia. Dunia manusia rupanya memang bukan dunia natural. Dunia manusia adalah dunia kultural: dunia imaji, dunia citraan, dunia yang diimajinasikan.
Sastra merupakan cermin masyarakat. Keberadaan karya sastra memang tidak lepas dari masyarakat dan kenyataan sosial di sekelilingnya. Karya sastra dapat hadir sebagai refleksi dari realitas sosial dan refleksi kesejarahan yang terjadi di masyarakat. Memang, sastra sebagai refleksi dari kenyataan masyarakat rasanya sulit diingkari kebenarannya, sebab seorang sastrawan tidak mungkin hidup terasing dari masyarakatnya, sehingga ia tidak buta dan tuli terhadap segala peristiwa yang terjadi di masyarakatnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Goldmann bahwa karya sastra diciptakan oleh pengarang sebagai hasil dari sebuah proses merespons situasi lingkungan dan sosialnya (dalam Teeuw, 1984: 103). Oleh karena itu, karya sastra yang besar akan mampu mengidentifikasikan kecenderungan-kecenderungan sosial yang penting pada zamannya sehingga bisa mencapai ekspresi yang padu dengan realita.
Setiap karya pasti mempunyai referensi dari karya lain sebelum karya itu lahir dan menjadi karya yang baru. Karya yang baru tersebut secara otomatis mempunyai hubungan terhadap karya yang sebelumnya telah ada, dan hubungan tersebut disebut dengan intertekstual. Hubungan tersebut dapat secara eksternal maupun internal. Sebenarnya tidak hanya dua karya yang dapat dilihat mempunyai hubungan interteks. Dapat juga dalam karya satu dengan beberapa karya yang lain, tidak hanya dengan satu karya. Karya yang mempunyai hubungan interteks tidak hanya didapat dari satu jenis karya, misalnya novel dengan novel lain, cerpen dengan cerpen. Namun hubungan interteks tersebut dapat dilihat dari berbagai jenis, misalnya cerpen dengan lukisan, puisi dengan patung, dan sebagainya.
Dalam novel Sahabat Sejati karya Tethy Ezokanzo dan novel My Soulmate karya Azharine Purwa Jingga Zk, merupakan dua novel yang menceritakan tentang kisah persahabatan dan kesetiaan anak-anak perempuan yang melawan hasutan, hingga sampai pada saat mereka mengalami kedekatan yang harmonis, melankolis, dan dramatis. Oleh karena itu, penulis akan mengkaji hubungan antara kedua novel tersebut. Untuk dapat mengetahui bahwa kedua-duannya merupakan satu jenis.

B.     Pembatasan masalah
Pembahasan interteks memiliki beragam variasi yang tak henti-hentinya menjadi bahasan yang mendalam, namun penulis membatasi analisis interteks novel Sahabat Sejati karya Tethy Ezokanzo dan novel My Soulmate karya Azharine Purwa Jingga Zk pada unsur interinsik karya sastra. Yang kemudian akan didukung oleh penentuan hipogarm dan teks transformasi dari kajian intertekstual.

C.    Rumusan masalah
1.      Bagaimana synopsis novel Sahabat Sejati karya Tethy Ezokanzo dan novel My Soulmate karya Azharine Purwa Jingga Zk?
2.      Apa persamaan dan pebedaan novel Sahabat Sejati karya Tethy Ezokanzo dan novel My Soulmate karya Azharine Purwa Jingga Zk?
3.      Bagaimana penentuan hipogram dan teks transformasi dari kajian intertekstual pada Novel Sahabat Sejati karya Tethy Ezokanzo dan novel My Soulmate karya Azharine Purwa Jingga Zk?
4.      Apa perbedaan penggunaan bahasa, jenjang pendidikan dan latar atau setting dalam Novel Sahabat Sejati karya Tethy Ezokanzo dan novel My Soulmate karya Azharine Purwa Jingga Zk?

D.    Tujuan
1.      Dapat menjabarkan dan menganalisis Novel Sahabat Sejati karya Tethy Ezokanzo dan novel My Soulmate karya Azharine Purwa Jingga Zk
2.      Dapat mengetahui persamaan dan pebedaan novel Sahabat Sejati karya Tethy Ezokanzo dan novel My Soulmate karya Azharine Purwa Jingga Zk
3.      Dapat penentukan hipogram dan teks transformasi dari kajian intertekstual pada Novel Sahabat Sejati karya Tethy Ezokanzo dan novel My Soulmate karya Azharine Purwa Jingga Zk
4.      Dapat mengetahui perbedaan penggunaan bahasa, jenjang pendidikan dan latar atau setting dalam Novel Sahabat Sejati karya Tethy Ezokanzo dan novel My Soulmate karya Azharine Purwa Jingga Zk















BAB: II
Kajian teori

Dalam bukunya, Ratna menyebutkan “inter” mempunyai arti (di) antara, sedang kata “teks” berasal dari kata textus (Latin) yang artinya tenunan, anyaman, susunan, dan jalinan. Intertekstual dengan demikian didefinisikan sebagai hubungan atau jaringan antara satu teks dengan teks-teks lain (Ratna, 207: 212). Dalam teori interteks dibedakan antara kutipan, kerangka pemikiran, dan tiruan, khususnya dengan plagiat.
Terkutip dari perkataa A. Teeum(1994:142) bahwa untuk membuktikan kebenaran karya sastra tidak luput dari perbandingan karya sastra sebelumnya. Mengenai hal itu Teeuw memperoleh persoalanpenting terkait pembandingan dalam kaya sastra, diantaranya meliputi: (1) apa alas an untuk menerjemahkan atau menyadurkan karya sastra, (2) bagaimana hubungan tekstual antara tulisan asli dengan sandurannya, (3)apa peranan sanduran dalam sejarah sastra tersebut, apakah sastra mempengaruhi perkembangan sastra kemudian, (4) bagaimana nasib karya sastra tersebut selanjutnya: hidup terus atau dilupakan orang lain. Jika demikian, hal itu akan menjadi sumber dari sastra bandingan. Untuk mengenal lebih dalam lagi tentang perbandingan karya sastra akan lebih dalam di kaji dengan menggunakan pendekatan intertekstual. Dalam sebuah blog(10/11) mengatakan bahwa intertekstual adalah membandingkan, menjajarkan dan memkontruksikan karya tersebut dengan teks lain dengan mencari hypogram atau landasan penciptaan yang menghubungkan karya sastra tersebut dengan karya sasrta yang lain sebelumnya yang direncanakan.
Menurut para strukturalis (Culler, 1977: 137-139) pada bukunya Ratna, ada beberapa konsep penting yang harus dijelaskan agar pemahaman secara intertekstual dapat dicapai secara maksimal. Konsep-konsep tersebut diantaranya yaitu recuperation (prinsip penemuan kembali), naturalisation (prinsip untuk membuat yang semula asing menjadi biasa), motivation (prinsip penyesuaian, bahwa teks tidak arbitrer atau tidak koheren), dan vraisemblation (prinsip integrasi antara satu teks dengan teks atau sesuatu yang lain).
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Teeuw(1980:12) bahwa karya sastra selalu berada dalam ketegangan antara konvensi dan inovasi. Intertekstual memberikan sesuatu yang terbaru dalam karya sastra. Dari perbandingan, pemerataan dan pengkontruksian,maka hal tersebut akhirnya membuahkan sebuah kritiksasi sastra yang di gagas lewat analisis yang diciptakan oleh pembacanya. Dalam proses interteks, konsep yang memegang peranan penting adalah hypogram. Menurut Rifaterre, hypogram sebagai struktur prateks, generator teks puitika yang mungkin merupakan kata-kata tiruan, kutipan, kompleks tematik, kata-kata tunggal, atau keseluruhan teks. Dalam bukunya Pradopo, Riffaterre mengungkapkan bahwa hipogram merupakan sajak (teks sastra) yang menjad latar penciptaan karya sastra sesudahnya. Pengarang, baik secara sadar atau tidak menggunakan hypogram untuk melahirkan matriks atau kata-kata kunci yang pada gilirannya melahirkan model dan serial varian  untuk melahirkan matriks atau kata-kata kunci yang pada gilirannya melahirkan model dan serial varian. Menurut Riffaterre, matriks, model, dan teks adalah varian hypogram.

BAB: III
Pembahasan
1.      Sinopsis
v  Sinopsis Novel Sahabat Sejati karya Tethy Ezokanzo
Persahabat orang anak yang suka masak, Aleeya dan Jehan. Aleeya adalah anak yang memiliki keahlian memasak tapi bukan koki. Keahlian itu ia temukan dan gali terus meski kegagalan selalu menghampirinya, namun berkat kegigihan dan rasa sabar Aleeya akhirnya mampu membuat masakan enak bahkan. Berita masakan enak Aleeya ternyata masuk di media massa dan mengundang banyak minat para the master chef untuk menawarkan pekerjaan yang layak bagi Aleeya sebagai koki yang terkenal didapur-dapur kerajaan. Namun dengan banyaknya tawaran itu Aleeya memutuskan untuk tidak bekerja sama dengan banyak pihak dan memilihi untuk bekerja sendiri bersama Jehan. Dengan mengorbankan sapi, Jehan mampu mendirikan restoran untuk memenuhi impian Aleeya.
Hari pertama memang tak ada pelanggan namun hari kemudian pengunjung sekaligus pembeli berjubel berdatangan di restoran “Lezat” milikiknya, hingga mereka kewalahan dan memutuskan untuk mencari pegawai, Jehan mengusulkan Thalia untuk membantu kondisi tersebut. Kedatangan Thalia sangatlah mengutungkan bagi restoran “Lezat” pasalnya Thalia memiliki menu baru, karena memang ia adalah orang yang ahli dalam bidang itu. Jehan membantu segala yang diperlukan Thalian namun perhatian Jehan memberikan tafsiran lain kepada Aleeya. Jehan lebih mengumbar kepedulian itu kepada Thalia tanpa mengurusi Aleeya lagi, segingga ia merasa tersisihkan, tapi Jehan tak peka terhadap perasaan sahabatnya itu.
Moment itu akhirnya dimanfaatkan oleh Geng Mandy, dengan personel Susana, dan Bella. Mereka bertiga menghasut keduannya sehingga dua persahabatan itu putus. Aleeya akhirnya melepas pekerjaannya di lestoran “Lezat” dan berpindah ke restoran istana milik pangeran Adam. Dan Jehan masih tetap tinggal tanpa tahu Aleeya pergi meninggalkannya. Sampai pada akhirnya ada kejadian yang sangat mengagetkan. Restoran “Lezat” kebakaran pada dini hari. Jehan tidak kuasa menahan tangisnya, dan lebih terpukul lagi bahwa kebakaran tersebut dikabarkan karena ulah Aleeya yang ingin bersaing pada sahabatnya, kabar tersebut dia dapat dari Mandy. Jehan tak percaya sahabatnya bisa berbuat seperti itu. Dan Aleeya akhirnya masuk penjara.
Namun Jehan masih ragu dengan kasus kebakaran tersebut dan mencoba menguakknya. Ternyata benar, itu bukan perbuatan Aleeya. Rupanya Aleeya dihasut dan kena hasutan Geng Mandy. Mandy pun harus menerima ganjaran atas perbuatannya, Susana dan Bella prihatin karena memasukan Mandy ke sel karena kesaksiannya, tapi persahaban mereka tak akan putus, itu adalah bukti kepedulian Susana dan bella untuk meluruskan jalan temannya. Akhirnya Aleeya terbebaskan dari tuduhan tersebut dan kembali lagi bekerja sama di restoran “Lezat” berssama Jehan dan Thalia.

v  Sinopsis Novel My Soulmate karya Azharine Purwa Jingga Zk
Ferlin adalah gadis yang suka sekali di panggil tomboy oleh teman-temannya karena memang dia teropsesi jadi seperti sahabatnya yang beneran tomboy, Minda namanya. Mereka berdua sangan harmonis seperti keluarga sendiri. Saat sedang berjalan-jalan disekitar rumahnya, tertarik dengan keluarga yang baru pindah di kampungnya. Ternyata keluarga tersebut memiliki seorang anak, Ellenia namanya. Di saat kesibukan keluarganya untuk memmindahkan barang-barang Ellenia meminta ijin main-main keluar dan ia di ijinkan.  Ferlin dan Minda akhirnya bertemu Ellenia dan akhirnya mereka bertiga bersahabat.
Mereka selalu menyamakan asesoris saat berjalan-jalan dan bermain. Kalau diantaranya menemukan temuan-temuan baru pasti mereka akan berbagi pengetahuan tentang itu. Sebelum liburan Ferlin dan keluarganya berniat untuk ke Bojonegoro. Ia membeli buku bagus pada waktu itu, “Lahtahzan for Kids”. Ferlin menawarkan bukunya pada semua sahabatnya. Tapi sebelum ia pergi ke Bojonegoro buku tersebut harus selesai dibaca Minda dan Ellenia, sahabanya. Merekapun meminjam buku tersebut.
Seperti pesannya buku itu harus ada di rumahnya sebelum ia berlibur, tapi waktu itu saat mengecek dalam rumahnya, ia tak mendapati buku itu sehingga ia menanyai semua sahabatnya itu. Ke Minda dan Ellenia, Ferlin tak percaya karena buku tersebut tidak ada di rumahnya.
Selidik punya sedilik ternya buku tersebut di simpan oleh ibunya karena Ferlin membiarkanya. Ferlin merasa bersalah karena sudah menuduh sahabatnya berbuat jahat kepadanya, padahal dialah yang berbuat jahat kepada semua sahabatnya. Akhirnya ferlin meminta maaf pada sahabatnya. Dan mereka semua kembali seperi semula, bermain bersama.
2.      Persamaan
a.      Tema
Kedua novel ini memiliki tema yang sama, yatu tentang persahabatan yang dijalin sedari kecil. Meski dalam perjalanan persahabatan itu penuh dengan tantangan yaitu karena cemburu, terhasut bahkan tersakiti tapi tetap persahabatan tak akan terkalahkan oleh zaman.
v  Pada Novel Sahabat Sejati karya Tethy Ezokanzo
“ Di…a dia sahabatku, Thalia! Sahabatku sejak kecil!” Jehan menangis sesenggukan (Tethy, 2012: 66)
Setelah Jehan menerti kabar dari Masndy bahwa Aleeya yang membakar restoran

v  Pada Novel My Soulmate karya Azharine Purwa Jingga Zk
Mereka membuat janji persahabatab bersama:
Janji persahabatan:
1.      Selalu bermain bersama
2.      Tidak akan pernah bertengkar
3.      Saling menolong
4.      Tidak boleh menghancurkan persahabatan
(Zharine, 2009: 14)
Janji bersahabatan yang dibuat dan kemudian dijadikan pedomannya selama berteman dan bermain bersama.

b.      Tokoh dan penokohan (watak)
v  Pada Novel Sahabat Sejati karya Tethy Ezokanzo
Apakah kehadiranku mengganggu? Yup aku yang jelek hanya merusak pemandangan! Aleeya sedih melihat Jehan mengacuhkannya (Tethy, 2012: 43)
Aleeya selalu mesara sendiri dan kesendiriannya mengahsdirkan solilokui.
v  Pada Novel My Soulmate karya Azharine Purwa Jingga Zk
“maaf. Ya aku mau siapin barang-barang yang akan aku bawa ke bali” jawab Ellenia pelan dia juga meminta maaf pada Ferlin yang tampak tersipu malu dan sedih karena dua sahabatnya akan bergi berlibur.
Aku tidak suka hari libur..!!! bentak dalam hati. Dia beranjak pulah setelah berpamitan. (Azherine, 2009: 29)
Begitu pula Ferlin yang kemudian bermain dengan hatinya. Selalu merasa sendirian.

c.       Sudut pandang
Dalam kedua novel tersebut sama-sama menggunakan sudut pandang akuan serba tahu yakni pengarang terlibat langsung yang menjadi tokoh dan mengetahui kisah tokoh lain, dan pengarang menyebut tokoh utama dengan “dia”

v  Pada Novel Sahabat Sejati karya Tethy Ezokanzo
Aleeya beanjak ke jejeran meja dan kursi. Ia menata dan membersihkannya dengan tekun. Namun, matanya tidak tahan untuk melirik kearaha Jehan. Ia tampak sangat akrab dengan Thalia. Tawa mereka terdengar renyah. ( Tethy, 2012: 43)

v  Pada Novel My Soulmate karya Azharine Purwa Jingga Zk
Keesokan harinya, Ferlin bangun pagi-pagi dan langsung mandi. Dia ingin mertemu dengn kucing kesayangannya… (Zherine, 2009:33)

3.      Perbedaan
a.      Penggunaan Bahasa
v  Pada Novel Sahabat Sejati karya Tethy Ezokanzo
“,maafkan aku, ya..” kata Jehan sambil menunduk.
“Aku minta maaf karena telah membuat kalian berdua jadi salah paham” kata Thalia. (Tethy, 2012: 76)

v  Pada Novel My Soulmate karya Azharine Purwa Jingga Zk
“Ellenia … maafin, ya…, ternyata bukunya dirumahku” kata Ferlin memelas (Zherine, 2009: 91)

b.      Jenjang bahasa
v  Pada Novel Sahabat Sejati karya Tethy Ezokanzo
“Hussh. Sudahlah, untuk apa memikirkan kata Koran” Aleeya lalu mengambil sapu dan meneruskan pekerjaannya membersihkan rumah. (Tethy, 2012: 6)

v  Pada Novel My Soulmate karya Azharine Purwa Jingga Zk

“ya..liburan sudah selessai.. tapi aku senang naik kelas. Kira-kira gurunya siapa ya…? Ucap Minda panjang lebar. (Zherine, 2009: 49)

c.       latar, dan seting
v  Pada Novel Sahabat Sejati karya Tethy Ezokanzo
“Hussh. Sudahlah, untuk apa memikirkan kata Koran” Aleeya lalu mengambil sapu dan meneruskan pekerjaannya membersihkan rumah. (Tethy, 2012: 6)

v  Pada Novel My Soulmate karya Azharine Purwa Jingga Zk
Tteet.teeeeet. tetttttttt
Tiba-tina bel tanda masuk kelas berbunyi keras sekali…(Zherine, 2009: 49)

4.      penentuan hipogram dan teks transformasi
Dari hubungan intertekstual dalam novel, pastilah mempunyai hipogram dan teks tranformasinya pada Novel Sahabat Sejati karya Tethy Ezokanzo dan novel My Soulmate karya Azharine Purwa Jingga Zk

v  Pada Novel Sahabat Sejati karya Tethy Ezokanzo
Tahun terbit: cetakan 2012

v  Pada Novel My Soulmate karya Azharine Purwa Jingga Zk
Tahun terbit: cetakan 2009

Kesimpulan

Kesimpulan
Dalam novel Sahabat Sejati karya Tethy Ezokanzo dan novel My Soulmate karya Azharine Purwa Jingga Zk, merupakan dua novel yang menceritakan tentang kisah persahabatan dan kesetiaan anak-anak perempuan. Terdapat kesamaan unsur yang ada di dalamnya. Keduanya memiliki peranan sebagai tema kesetiaan yang dibangun sejak dini. Tokoh Aleeya pada novel Sahabat Sejati dengan tokoh Ferlin pada novel My Soulmete memiliki sudut pandang yang sama namun pembawaan ceritanya yang berbeda karena dari jenjang umur yang tak sama.

Daftar Pustaka
Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Sastra dan Cultural Studies Representasi Fiksi dan Fakta. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ezokanzoo, Tethy. 2012. Sahabat Sejati. Jakarta. Al-Kausar Kids
Putwa, Azherine. 2009. My Soulmate. Bandung: Mzan
Pradopo, Rachmat Djoko. 1995. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar