Selasa, 22 Januari 2013

Pakailah Bahasa Indonesia dengan baik dan benar atau pakailah Bahasa Indonesia yang benar dan baik?


Kebenaran penggunaan Bahasa Indonesia
Oleh : Minatus Sholihah (102144015)
Pakailah Bahasa Indonesia dengan baik dan benar atau pakailah Bahasa Indonesia yang benar dan baik?
            Perkembangan bahasa Indonesia sekarang memang bisa dikatakan telah mengalami proses peramuan mode seperti Bahasa gaul yang menyerang generasi muda sekarang, begitu pula dengan Bahasa alay. Tapi sebelum menyelam lebih dalam lagi tentang hakikat dari Bahasa terlebih dahulu kita perlu memahami apa arti dari bahasa yang baik dan benar. Jika diterjemahkan baik adalah sesuatu yang rapi, teratur, apik, elok, tidak ada cacatnya. Ini sangat berhubungan dengan kualitas dari segala hal yang berkaitan dengan keberadaan objek tersebut. Sedangkan sendiri benar memiliki arti tidak memiliki kesalahan, betul. Secara harfiahnya sesuatu yang baik belum tentu dapat dikatakan benar dan sebaliknya benar belum tentu baik. Sesuai dengan pemakaiannya, bahasa yang baik adalah Bahasa yang tepat, sesuai dengan situasi kondisi dan keberadaanya memiliki kualitas pada penggunanya. Atau lebih tepatnya mengarah pada kesantunan dan kesopanan.
Bahasa yang baik tidak terpacu pada kebekuan faedah dari Bahasa, tetapi memberikan sebuah pertimbangan mengenai bagaimana cara pengucapan yang pantas dan tepat sasaran, termasuk juga pada mitra tutur, topik, tempat, dan waktu suatu tuturan itu berlangsung. Bahasa yang benar adalah Bahasa yang terpacu pada kaidah Bahasa yang resmi dan baku, keberadaannya merupakan objek yang dibakukan dan telah dikonversionalitaskan sehingga menjadi sebuah keteraturan yang mutlak dimiliki oleh Negara. Dalam tindak tutur Bahasa yang baik dapat memberikan sebuah respon antara illokusi dan perlokusinya, seperti ujaran adik terhadap kakaknya untuk meminta sesuatu, maka dari sini terdapat semacam permainan Bahasa, sangat tak mungkin bila sang adik meminta langsung pada sang kakak, karena itu akan menjatuhkan kedudukan sang kakak. Atau ucapan dari dosen pada mahasiswa seperti berikut “ disini sangat pengap”. Maksud dari ungkapan itu sebenarnya menyuruh dan bisa jadi meminta kepada mahasiswanya untuk membuka candela atau menyalakan AC, bila permintaan itu dapat tertangkap maka si mahasiswa mampu membaca perlokusi yang di ucapkan oleh dosen. Namun bila pada perlokusi mahasiswa itu tidak mencerna illokusi dan perlokusi dari ucapan tersebut maka akan mengalami unhappy. Dalam penggunaan bahasa yang benar lebih mengutamakan formalitas dan baku. Biasanya pengguanaan bahasa ini lebih dipakai pada sesuatu yang resmi seperti dalam kenegaraan dan cenderung bersifat kaku. Pada konsep ini bahasa lebih mengutamakan kejelasan ungkapan bahasa penutur untuk menitik beratkan pada isi tuturanya, yang terkesan tak cair. Beda dengan Bahasa yang baik yang lebih berpengaruh pada keserasian pengungkapa sesuai dengan realita yang ada. Oleh sebab itu bahasa memang harus baik dan benar bukan benar dan baik.
Pada dasarnya bahasa merupakan simbul bangsa. Sebagai bangsa yang terkenal memiliki sebuah etika yang baik, meliputi toleransi, kesantunan, kesopanan, kerja sama, dan saling menghormati, di samping itu juga sangat mengargai pluralisme. Maka sangat memungkinkan sekali bahasa yang baik akan mencerminkan Bangsa yang baik pula, sehingga tertanamlah moral yang merupakan jati diri sebuah Bangsa. dan terjawablah sudah bahwa kebenaran bahasa yang baik memiliki hubungan dengan kepribadian Bangsa Indonesia yang mendewakan kesantunan, sehingga kebaikan-kebaikan bahasa lebih diutamakan daripada kebenaran bahasa itu sendiri. Dan bila dikerucutkan lagi menurut filsafat determinisme bahasa merupakan ciri hakikat manusia dalam ikatan bangsa. ( filosofi )
Surabaya, 10 Mei 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar